Secuil cerita tak bermutu sedikit bermakna di Negeri Darul Abror
Cerita Diniati ngalap barokah ;), tidak yang lain!.
Foto ini mengingatkanku semasa kecilnya, walaupun sudah mukim sampai saat ini masih terdengar jelas di telingaku, saat abah yai madosi santri kesana kemari, karna santrinya hanya sekitar ±15-n orang. apalagi kalo kekampus semua, pondok hening seperti hutan pinus.
Hampir tiada hari tanpa sura panggilan dari abah, karna belum ada santri putri panggilannya pun kusus: Kang, kang, kang, kang, kang, kang, Kang, kang kang (karna santrinya mayoritas senior-senior dadose abah ketingal canggung prentah). tiba saat dipanggil nama dari santri Unior, kang R---------- (dalem bah "sambil menghadap"). (dalam hati kecilku berkata “aduh mesti kon momong”). Abah ngendika: Tolong kang, Karin karo baul di momong, ibu arep pasar. abah bade masak dll "Njih bah wkwkwkwkw :("
Lebih dari 10 tahun yang lalau. ”panggilan mas Ba’u” yang waktu itu baru mulai belajar bermain di lingkngan luar (karna hobinya mancing dan nyeser ikan di kedung B…., tentu Perlu pengawasn ketat). Ning Karin baru bisa tengkurep senenge gendoooong (pegel boyoke), belum lagi kalo dikasi tege anget sama Ning Karin wkwkwkwk segerrrrrrrrrr ( alkhamdullah dipipisi wkwkwkwkw :( (udah biasa x))….
Banyak kenangan bersama mereka semasa kecil hingga ia pun mulai bisa memanggil “Ta’Ooma” ( haaaah panggilan yang aneh pikirku, polaeh ning Karin).
Kini kalian sudah besar. Semoga menjadi Putra-Putri yang solikh-solikhakh, Bekti x abah, x ibu. Didadosaken generasi penerus ingkang dipun paringi keihkalan, diparingi kesbaran. Diparingi kemudahan dalam menghafal, memahami pelajaran, Diparingi ilmu ingkang manfaat ingkang berkah. Diparingi masadepan ingkang cerah, diparingi kesuksesan. Diparingi dalan rizki ingkang murah, di paringi rizki ingkang halal ingkah katah kangge ibadah.. amiiiiiin
monggo ingkang tesih nyantri Teng PPDA, Penting menorehkan tinta bersejarah yang berharga saat nyantri, sadar/tidak sadar keta’dziman kita dados santri akan membekas di hati abah yai n keluarga.
Saat mukim, kita bisa merasakan, Walaupun jauh tapi merasa dekat x abah yai beserta keluargnya (saling mendoakan dan mendoakan). Selalu diingat, diingat dan diingat (jadilah santri yang tak terlupakan abah yai dan keluarganya sampai akhir hayat dumugi akhirat)
semoga kita semua santri yang mendapat ilmu manfaat fiddini waddunya walakhiroh, selalu mendapat barokah doanipun abah yai. Amiin, amiin, amiin ya robbal ‘alamiin.
khususon:
rencang santri ingkang sampun diparingi keluarga, mugi2 diparingono keluarga ingkang barokah diparingi putra-putri ingkang solikh-solikhah diparingi rizki ingkang halal ingkang barokah saged nyekapi x kebutuhan keluarga….. amiiiin :)
Salam Jabat Erat Keuluarga Santri Alumni PPDA.
Sumber: https://www.facebook.com/groups/1443627252559793/
Foto ini mengingatkanku semasa kecilnya, walaupun sudah mukim sampai saat ini masih terdengar jelas di telingaku, saat abah yai madosi santri kesana kemari, karna santrinya hanya sekitar ±15-n orang. apalagi kalo kekampus semua, pondok hening seperti hutan pinus.
Hampir tiada hari tanpa sura panggilan dari abah, karna belum ada santri putri panggilannya pun kusus: Kang, kang, kang, kang, kang, kang, Kang, kang kang (karna santrinya mayoritas senior-senior dadose abah ketingal canggung prentah). tiba saat dipanggil nama dari santri Unior, kang R---------- (dalem bah "sambil menghadap"). (dalam hati kecilku berkata “aduh mesti kon momong”). Abah ngendika: Tolong kang, Karin karo baul di momong, ibu arep pasar. abah bade masak dll "Njih bah wkwkwkwkw :("
Lebih dari 10 tahun yang lalau. ”panggilan mas Ba’u” yang waktu itu baru mulai belajar bermain di lingkngan luar (karna hobinya mancing dan nyeser ikan di kedung B…., tentu Perlu pengawasn ketat). Ning Karin baru bisa tengkurep senenge gendoooong (pegel boyoke), belum lagi kalo dikasi tege anget sama Ning Karin wkwkwkwk segerrrrrrrrrr ( alkhamdullah dipipisi wkwkwkwkw :( (udah biasa x))….
Banyak kenangan bersama mereka semasa kecil hingga ia pun mulai bisa memanggil “Ta’Ooma” ( haaaah panggilan yang aneh pikirku, polaeh ning Karin).
Kini kalian sudah besar. Semoga menjadi Putra-Putri yang solikh-solikhakh, Bekti x abah, x ibu. Didadosaken generasi penerus ingkang dipun paringi keihkalan, diparingi kesbaran. Diparingi kemudahan dalam menghafal, memahami pelajaran, Diparingi ilmu ingkang manfaat ingkang berkah. Diparingi masadepan ingkang cerah, diparingi kesuksesan. Diparingi dalan rizki ingkang murah, di paringi rizki ingkang halal ingkah katah kangge ibadah.. amiiiiiin
monggo ingkang tesih nyantri Teng PPDA, Penting menorehkan tinta bersejarah yang berharga saat nyantri, sadar/tidak sadar keta’dziman kita dados santri akan membekas di hati abah yai n keluarga.
Saat mukim, kita bisa merasakan, Walaupun jauh tapi merasa dekat x abah yai beserta keluargnya (saling mendoakan dan mendoakan). Selalu diingat, diingat dan diingat (jadilah santri yang tak terlupakan abah yai dan keluarganya sampai akhir hayat dumugi akhirat)
semoga kita semua santri yang mendapat ilmu manfaat fiddini waddunya walakhiroh, selalu mendapat barokah doanipun abah yai. Amiin, amiin, amiin ya robbal ‘alamiin.
khususon:
rencang santri ingkang sampun diparingi keluarga, mugi2 diparingono keluarga ingkang barokah diparingi putra-putri ingkang solikh-solikhah diparingi rizki ingkang halal ingkang barokah saged nyekapi x kebutuhan keluarga….. amiiiin :)
Salam Jabat Erat Keuluarga Santri Alumni PPDA.
Sumber: https://www.facebook.com/groups/1443627252559793/
Belum ada Komentar untuk "Secuil cerita tak bermutu sedikit bermakna di Negeri Darul Abror"
Posting Komentar